Beberapa bulan lalu
tepatnya bulan Maret 2012, kakiku menginjakkan Ke Pulau Bali untuk pertama
kalinya. Perjalanan ini aku namai perjalanan ala DORA. Kenapa aku namai
perjalanan ala DORA? karena dalam perjalanan ini aku hanya berbekal tas ransel
yang besarnya segede gaban dan peta pulau bali. Perjalanan ini aku lakukan
seorang diri loh... eits.. sendiri bukan berarti kesepian, solo backpacker juga
bisa menimbulkan sejuta kesan yang takkan pernah loe..loe..lupakan.
PULAU BALI
Perjalanan ini aku awali
dari kota kelahiranku KOTA MEDAN (horas lae..) dengan berbekalkan uang seadanya
dan tentu saja atas restu orang tua, Aku pun memulai perjalanan ku dengan
menggunakan angkot ke Badara POLONIA. Sesampainya aku di POLONIA, aku pun
langsung check in dan langsung keruang tunggu menunggu pesawat yang akan
membawa ku ke SURABAYA. Pada perjalanan kali ini, aku berangkat dengan
menggunakan pesawat super duper murah siapa lagi kalau bukan AIRASIA.
Pada pukul 11.45, kakak
- kakak bagian informasi mengumumkan bahwa pesawat yang akan membawa ku terbang
akan segera berangkat. Aku pun bergegas memasuki pesawat takut tidak kebagian
kursi (he...he...). Pesawat pun bersiap - siap take off menuju
SURABAYA, hati ku pun berdebar sangat kencang (tuk..tik...tak..tik...tuk...) seperti
suara sepatu kuda (he..he..he..). Perjalanan MEDAN - SURABAYA
akan menyita waktu selama 3 jam.
(info : jangan lupa
siapkan MP3 atau MP4 selama perjalanan di pesawat biar loe nggak mati gaya 3
jam berada di pesawat).
Sesampainya di SURABAYA
pukul 15.20 lebih lama 15 menit dari perkiraan ku. Aku pun langsung menelpon
HARLIN Travel Agent yang akan membawa ku ke Pulau BALI dengan harga Rp. 110.000
sudah termasuk snack roti kecil dan makan malam pukul 1 pagi (he..he..
bukan makan malam itu namanya, tapi sahur itu namanya....). Perjalanan
Surabaya - Bali akan menyita waktu selama 10 jam.
Pukul 16.30 mobil mini
bus yang menjemput ku pun tiba di bandara Juanda. Mobil mini bus tersebut pun melaju
sangat kencang dan menjemput 1 demi 1 penumpang yang akan pergi ke Bali. Rata -
rata tujuan dari mereka bukanlah untuk berlibur melainkan untuk pulang ke
kampung halaman mereka di Bali.
Selama perjalanan, tidak
banyak yang bisa di lihat jadi aku memutuskan untuk tidur saja. Tiba – tiba
mobil mini bus itu pun berhenti di salah satu rumah makan, persisnya tidak tahu
didaerah mana dan abang sopir pun berteriak "makan...makan..." aku
tersentak mendengar suara sumbang si abang sopir tersebut, Aku pun melihat jam
tangan ku dan ternyata masih pukul 1.45 WIB. Semua penumpang turun dan
menyantap hidangan yang sudah disiapkan. Makanan ini semua sudah termasuk harga
tiket jadi tidak perlu bayar alias GRATIIIIIS!!!... Alhamdulil sudah
kenyang.... setelah itu perjalanan pun di lanjutkan menuju pelabuhan ketapang
untuk menyebrang ke pelabuhan gilimanuk. Karena masih lama jadi aku memutuskan
untuk tidur kembali.
HARI KEDUA
Aku pun terbangun pukul
4.30 WITA dan aku melihat dari
jendela mobil mini bus bahwa aku sudah berada di dalam ferry. Si abng
sopir berteriak kepada seluruh penumpang untuk mengumpulkan KTP, karena ada
pemeriksaan di pelabuhan gilimanuk. Oh.. MG ternyata kata abng sopir mini bus
itu, jika kita tidak mempunyai KTP kita akan di pulangkan ke pelabuhan ketapang (kirain di pulangkan kerumah orang tua ku..he..he..) dan tidak di ijinkan memasuki wilayah pulau
Bali. (Wow…serem ya…!!!).
Setibanya
di pelabuhan gili manuk, mobil mini bus pun melaju kencang mengantarkan satu
per satu penumpang ke tujuannya masing – masing, dan aku adalah penumpang
terakhir yang diantarkan si abng sopir. Aku meminta si abang sopir untuk
menurunkan ku di poppies line 2. Dan tepat pukul 7.00 WITA aku sampai di
poppies line 2. Ternyata poppies line itu berada di daerah Legian.
(info :
perbedaan waktu di pulau bali lebih cepat 1 jam dari pada waktu yang ada di
pulau jawa dan sumatera)
Yes..!!
I’m In Bali now…uhui…..
Setelah
sih abang sopir menurunkan ku di depan poppies line 2, aku pun bergegas mencari
hotel di daerah tersebut. Satu demi satu hotel aku masukin dan ternyata
harganya hem…mengecewakan karena tidak sesuai dengan isi kantongku. Aku pun
sudah lelah keluar masuk hotel dan cacing di perut ku pun sudah mulai berdemo
jadi aku memutuskan untuk sarapan di daerah Legian terlebih dahulu. Aku makan
nasi lemak dan segelas teh hangat seharga Rp. 13.000. Ternyata tidak susah
mencari makanan halal disini.
Setelah
perut merasa kenyang, aku pun mulai melanjutkan mencari hotel. Aku mulai
menelusurin lorong poppies line 2. Kali ini aku memasukin salah satu losmen di
daerah poppies line yang tidak jauh dari persimpangan antara poppies line 2 dan
Legian yaitu Losmen Hartawan. Kali ini pencarianku membuahkan hasil (buah mangga kali ya..!!) aku mendapat kamar dengan harga Rp. 100.000 per malam
dengan fasilitas kipas angin, kamar mandi didalam dan tentu saja free breakfast
loh.., dan karena aku mengambil kamar selama 3 malam, aku mulai melakukan tawar
menawar dan memasang raut wajah kelelahan and finally aku diberi discount menjadi
Rp.240.000 selama 3 malam. Aku langsung menuju kamar dan bergegas mandi dan
siap untuk melakukan pengembaraan ku. Ketika aku bergegas keluar dari losmen,
penjaga losmen tersebut memberitahukan ku bahwa besok Nyepi dan tidak
seorangpun yang di izinkan keluar dari hotel atau rumah selama 1 hari 1 malam,
jadi para tamu di himbau untuk mempersiapkan makanan selama Nyepi. (Jeng…..jejeng…..Oh..my ghost… so what can I do during
the silent day?oh…oh…tidaaaaaaaaak!!!)
Aku mulai
melakukan pengembaraan ku. Aku mulai mencari tempat penyewaan sepeda motor,
ternyata mudah sekali dijumpai tempat penyewaan sepeda motor dan mobil di
sepanjang jalan Legian. Harganya pun bervariasi tergantung dengan jenis
kendaraannya. Untuk sepeda motor Jupiter mx, atau Jupiter seharga Rp.60.000 dan
untuk sepeda motor matic seharga Rp.50.000. Pilihan ku pun jatuh pada sepeda
motor matic, jadi aku melakukan tawar menawar yang sangat sengit (untung
saja tidak ada pertumpahan darah…heheh..) dan alhasil aku mendapatkan sepeda motor tersebut
seharga Rp.130.000 selama 3 hari. Murah….!!!
Aku pun langsung
bergerak menuju tujuan pertama ku yaitu Tanah Lot. Jaraknya pun lumayan jauh
dari tempat ku menginap. Meskipun jaraknya jauh tetapi tidak sulit untuk
mencapai tempat wisata tersebut, karena papan penunjuk jalan menuju tempat -
tempat wisata sangat jelas sekali dan sangat membantu para wisatawan untuk
menuju tempat – tempat tersebut. Dan jangan malu bertanya pada orang – orang
setempat dijamin mereka akan membantu dengan senang hati.
(info : selama di Bali
jangan lupa lihatlah papan – papan penunjuk jalan jika ingin berpergian
kemanapun, dijamin loe..loe…gak bakalan tersesat).
Dengan membayar karcis
masuk ± sebesar Rp.10.000 aku bisa menikmati pemandangan pura yang dibangun di
atas batu karang besar di tengah pantai dan ini lah yang membuat wisatawan
takjub akan keindahannya. Di sepanjang jalan menuju lokasi pantai atau pura
Tanah Lot, aku melihat banyak sekali kedai – kedai yang menjual oleh – oleh
khas Bali dan banyak juga warung atau restorant disana. Lokasinya beneran asyik
banget untuk melepas lelah sejenak, saran ku kalau loe datang ke Tanah Lot, loe
puas – puasin deh untuk take photo disini. It has many
splendid views, aku jamin gak bakalan nyesel kalok kemari. Banyak banget
turis yang berfoto disini dari turis local sampai yang manca Negara loh.
Ogoh-ogoh |
Karena hari sudah mulai
sore aku pun kembali kepenginapan bersiap – siap untuk membeli cadangan makanan
untuk besok. Di sepanjang perjalanan kembali menuju penginapan aku melihat
begitu banyak patung – patung besar yang baru siap di hiasin untuk pesta
perayaan hari raya Nyepi nanti malam. Mereka menyebut patung – patung itu
dengan sebutan OGOH – OGOH. Rata – rata patung tersebut berkarakter
menyeramkan.
Setelah
aku sampai di penginapan, aku menitipkan sepeda motor di losmen tempat ku
menginap. Setelah itu aku pergi membeli beberapa persediaan makanan dan minuman
di mini market yang berada di depan losmen, ternyata tidak sulit menjumpai mini
market di daerah Legian dan Kuta, karena banyak mini market yang tersebar di
sepanjang daerah tersebut. Kemudian aku pergi ketujuan ku yang kedua yaitu Kuta
Beach. Lokasi Kuta Beach sangat dekat sekali dengan losmen tempat ku menginap, 15
minute on foot. Pantai Kuta
memiliki pasir putih yang indah selain itu pantai kuta juga memiliki ombak yang
cukup besar dan inilah yang menjadi primadona bagi peselancar dari seluruh
penjuru dunia untuk mencoba menaklukkannya, selain itu para wisatawan tidak
akan di kenakan biaya apapun alias GRATIISS!!....
Di Pantai Kuta terdapat
banyak jasa tukang pijat badan yang bisa di jumpai dengan mudah di dalam area
Pantai Kuta, dan jika hanya ingin bersantai atau minum juga bisa, karena ada
banyak kedai yang menjual minuman dan makanan.
Banyak
sekali bule bule yang berlibur disini. Selain berselancar mereka juga suka sunbathing di pantai dengan pakaian seadanya (ya gak jauh beda lah sama nelayan yang menjemur ikan
hasil tangkapan mereka berjejer tanpa pakaian…ha…ha…).
So. . . . siapkan iman
kalian ya jika berlibur ke Pantai Kuta…
Sunset di pantai Kuta |
Sore hari adalah waktu
yang pas untuk mengunjungi Pantai yang satu ini, karena bisa melihat
pemandangan matahari terbenam yang sangat indah, dan inilah moment yang sangat
di tunggu– tunggu oleh semua wisatawan.
Stelah puas menikmati
sunset di Pantai Kuta, aku pun mulai mencari makan malam di depan Pantai Kuta,
and finally pilihan ku jatuh pada Mc’D. Sebenarnya banyak resto-resto yang
asyik didepan Pantai Kuta tetapi ntah kenapa aku memilih Mc’D, mungkin karena
Fast Food ya jadi gak perlu nunggu makanan begitu lama secara sudah
lapar…he..he… Mc’D berada pas didepan Pantai Kuta jadi makan malam sambil
menikmati suasana pantai…hem….Asyik…. pokoknya recommend banget lah tempatnya
untuk makan malam.
Setelah selesai mengisi
perut, aku pun bergegas melihat pertunjukan Ogoh – Ogoh yang berada di ujung
jalan Legian, tidak jauh dari tempat ku menginap. Sebenarnya pertunjukkan itu
diadakan di banyak tempat di Bali. Pertunjukkan ini menyita perhatian para
wisatawan baik lokal maupun manca Negara, karena ogoh – ogoh merupakan karya
seni dan budaya hindu bali sehingga ramai sekali wisatawan yang menyaksikannya.
Aku tidak terlalu lama menyaksikan pertunjukkan itu karena aku sudah lelah dan
mengantuk jadi aku kembali kepenginapan. Aku pun berjalan menelusurin jalan
Legian menuju penginapan. Legian yang terkenal dengan pusat hiburan malamnya
seperti Pup atau Discotic tidak terlihat satupun yang buka pada malam itu
padahal masih pukul 22.30 WITA. Sepanjang jalan Legian gelap hanya beberapa
wisatawan yang masih berseliwiran untuk kembali kepenginapan mereka.
HARI KETIGA
Hari ini aku tidak
banyak melakukan aktivitas, karena hari ini umat Hindu melakukan perayaan
Nyepi, jadi semua orang tidak di izin kan melakukan aktivitas di luar rumah
ataupun hotel. Aku pun bergegas pergi menuju ruang makan yang berada di dekat
halaman losmen. aku pun menyantap sarapan yang sudah di sediakan oleh pegawai
losmen. Aku tidak melihat banyak wisatawan yang menginap di losmen tersebut,
kata pegawai losmen tersebut kebanyakan wisatawan pergi ke pulau Lombok sehari
sebelum Nyepi, karena di Lombok tidak ada melakukan perayaan Nyepi yang
dilakukan oleh umat Hindu di pulau Bali meskipun rata rata masyarakat yang di
Lombok beragama Hindu.
Di pagi itu hanya ada
aku dan 1 pria bule berkewarganegaraan prancis yang sarapan saat itu. Ternyata
dia sendirian loh travel ke pulau Bali.. . .(alhamdulillah ya…ternyata
ada kawan juga..he..he..he..) ternyata bukan cuman aku saja yang
sebatang kara di pulau Bali, ternyata masih banyak turis yang melakukan travel
seorang diri ke pulau Bali.
Teman baru ku ini
bernama GI (jangan disebut 2x ya….GIGI hehehehheh cukup sekali aja GI).
Dia lah yang menjadi teman ku bercerita dan berbagi pengalaman selama 1 hari 1
malam.
Selama nyepi, orang –
orang tidak di perbolehkan menghidupkan lampu dan semua siaran baik TV maupun
Radio mati total (apakah langsung di kebumikan..?). Aku melihat
daerah sekitar losmen dari lantai tiga, dan aku tidak melihat sedikitpun keriuhan
yang biasanya terjadi disiang hari. Keadaan diluar sana begitu senyap
hanya terlihat beberapa pecalang yang sedang berpatroli di luar sana. Sama
dengan hal nya pada malam hari, tak terdengar keriuhan sedikitpun pada malam
itu, semua jalan terlihat gelap dan sepi, dan Pulau Bali pun seolah berubah
menjadi sebuah pulau yang tak berpenghuni.
HARI KEEMPAT
Hari ini aku memulai ke giatanku dengan sarapan bersama teman baru
ku itu. Dia berencana akan berselancar di Pantai Kuta pagi itu, aku pun mulai bergegas
untuk melanjutkan pengembaraan ku lagi (mengambil kitab suci bersama
biksu Tong ke Barat..he..he..he..).
Dengan harga ± Rp.35.000
aku bisa melihat patung garuda yang sedang dalam pembangunan. Katanya sih jika
patung itu selesai, patung itu akan menjadi patung tertinggi di dunia, dan
patung ini juga bisa dilihat dari pantai Kuta (wow…simply awesome
statue) dan tingginya mengalahkan patung Liberty yang ada di Amerika.
Di GWK sebenernya ada
pertunjukan tari Barong dan Kecak yang dilaksanakan setiap hari minggu, tapi
aku ketinggalan untuk menyaksikannya. Pertunjukan itu mulai pukul 10.30 WITA
sampai pukul 11.00 WITA. Jadi bagi loe..loe..yang mau menyaksikan tarian -
tarian tersebut, loe harus datang lebih awal. Di GWK juga ada banyak tempat
penjualan souvenir khas Bali, tetapi harga di sini agak lebih mahal jika di
bandingkan di tempat – tempat yang lain.
GWK tidak hanya
menyajikan pemandangan Patung Garuda Wisnu Kencana saja tetapi disana juga ada
banyak bukit – bukit yang menjulang tinggi yang terpotong – potong seperti
keju. Itu sebuah pemandangan yang menakjubkan (hem…motong nya pakai
pisau apa ya? Jadi penasaran nih. . .! !).
Dari GWK aku melanjutkan
perjalanan ku menuju objek wisata Ulu Watu yang artinya ujung batu. Jarak dari
GWK ke Ulu Watu tidak lah jauh, sekitar 20 menitan dengan sepeda motor. GWK dan
Ulu Watu berada di jalur yang sama. Dengan biaya ± Rp.4000 sudah bisa masuk ke
kawasan wisata Ulu Watu dan setiap wisatawan akan diminta untuk menggunakan
kain yang akan di ikatkan di pinggang.
Pura Di Uluwatu |
Di Ulu Watu, wisatawan
akan disajikan pemandangan pura yang berdiri kokoh diatas batu karang yang
menjorok ke arah laut dengan ketinggian sekitar 50 meter dan dari sini kita
juga bisa melihat pemandangan sunset yang indah.
Setelah puas menikmati
pemandangan tersebut, aku pun bergegas keluar dari tempat wisata tersebut untuk
mencari tempat untuk makan siang. Akhirnya aku memilih tempat yang tidak jauh
dari tempat ku menginap, tepatnya pas didekat tugu bom Bali. Tempatnya asyik
dan pelayannya pun ramah – ramah dan yang terpenting harganya sangat terjangkau
untuk isi kantong ku.
Aku pun kembali ke
penginapan untuk beristirahat sejenak. Sekitar pukul 19.00 WITA aku pun berniat
keluar untuk mencari tempat untuk makan malam, tetapi aku bertemu dengan GI di
halaman depan. Dia malah mengajak ku untuk menemaninya makan malam di daerah
Legian (asyik….makan malam GRATIS. . .!! rejeki memang enggak kemana).
Kami pun makan malam di
tempat tadi sore aku makan. Ternyata kalau malam tempat ini lebih asyik karena
menjadi tempat tongkrongan para wisatawan asing di malam hari. Malam pun mulai
larut teman ku pun mengajak untuk pindah ke sebuah discotik yang tidak jauh
dari tempat kami makan. Aku bersama teman baru ku pun memasuki sebuah night
club yang ada di jalan Legian. Nama nya ialah Sky Garden. Disana
aku pun memesan segelas beer dan semuanya itu teman ku lah yang membayarnya.
Pukul 1.45 WITA, aku pun
kembali ke losmen untuk beristirhat sedangkan teman ku Gi dia masih asyik duduk
– duduk di night club tersebut.
HARI KELIMA
Hari ini aku bangun
lebih awal karena hari ini adalah hari terakhirku berada di Bali, jadi aku
memutuskan untuk menghabiskan pagi ini untuk mencari oleh – oleh khas Bali
untuk teman dan sanak saudara. Ada 1 toko yang terkenal sekali menjual souvenir
khas Bali, namanya ialah Jogger Shop. Tidak afdol rasanya jika berlibur ke Bali
tetapi tidak membeli souvenir khas Bali yang ada di toko itu. Jaraknya
tidak begitu jauh dari tempat ku menginap ± 1Km. Disana kita dapat membeli
baju, sandal, sepatu jaket dll. Harganya pun bervariasi, yang pasti terjangkau
kok untuk kantong backpacker seperti ku.
Setelah selesai membeli
oleh – oleh, aku pun kembali ke losmen dan langsung check out. Aku pun bertemu
dengan Gi di loby dan dia mengajak ku untuk berjalan – jalan di pantai kuta.
Aku pun ikut dengan nya sembari aku menunggu jemputan mobil mini bus yang akan
membawa ku ke Surabaya pukul 17.00 WITA. Aku menitipkan tas ranselku di
kamarnya dan kemudian aku mengembalikan sepeda motor sewaan itu ke pemilik nya,
kemudian aku dan Gi langsung menuju pantai Kuta dengan menggunakan sepeda motor
nya.
Aku duduk - duduk di
salah satu kedai yang berada di dalam area pantai kuta dengan di temani 1 buah
kelapa muda dan sepiring nasi goreng seharga Rp.25.000 (..hem…asyik. .
.), sedangkan Gi asyik berselancar di tengah pantai.
Setelah beberapa jam aku
bersantai – santai di pantai Kuta, aku pun meminta Gi untuk mengantarkan ku ke
losmen untuk mengambil tas ransel ku, dan tidak lupa untuk numpang mandi dan
sikat gigi. Waktu menunjukkan sudah hampir menuju pukul 17.00 WITA. Aku pun
meminta Gi untuk mengantarkan ku ke tugu bom Bali, karena aku meminta mobil
travel tersebut untuk menjemput ku disana. Tidak lama berselang, mobil
travel yang menjemputku pun tiba dan ini saat aku berangkat menuju Surabaya. Gi
pun memberikan pelukkan selamat tinggal kepada ku (it’s nice to see you
my comrade). Mobil travel itu pun melaju dengan kencang menuju Surabaya.
HARI KEENAM
Aku sampai di Surabaya
pukul 8.00 WIB. Si abng sopir menurunkan ku pas di depan bandara Juanda. Sesampai
aku di bandara aku langsung check in dan langsung menuju konter untuk membayar
biaya airport tax sebesar Rp.40.000, memang lebih mahal dibandingkan dengan
bandara polonia. Aku menggunakan waktu luangku untuk mencari tempat untuk
sarapan sembari aku menunggu waktu keberangkatan. Setleah itu akupun langsung
menuju ruang tunggu bersiap – siap untuk kembali ke Medan.
PERINCIAN BIAYA.
Hari
Pertama
Tiket pesawat airasia
PP Medan – Surabaya, Surabaya – Medan ► 550.000
Airport Tax Bandara
Polonia ► 35.000
Makan Siang Di Surabaya
► 15.000
Biaya Travel Surabaya –
Bali ► 110.000
Hari
Kedua
Sarapan
di Legian ► 15.000
Hotel
selama 3 malam ► 80.000 / malam X 3 = 240.000
Sewa sepeda motor selama 3 hari ► 45.000 / hari X
3 = 130.000
Tiket
masuk Tanah Lot ► 10.000
Makanan
slema Nyepi ► 40.000
Hari
Ketiga
Hari
Keempat
Biaya
Masuk GWK ► 35.000
Biaya
Masuk Uluwatu ► 4.000
Makan
Siang ► 15.000
Hari Kelima
Makan
Siang ► 25.000
Tiket
Travel Ke Surabaya ► 110.000
Hari Keenam
Sarapan
Di Juanda Airport ►25.000
Airport
Tax Juanda ► 40.000
TOTAL = 1.399.000